mataku terbuka perlahan sesaat setelah cahaya terang dengan sewenang-wenang menyusuri wajahku. panas matahari memang belum terlalu terik, tapi perubahan dari gelap ke terang secara mendadak membuatku tidak nyaman.
aku bangkit dari tidurku, duduk bersila dan mencoba untuk melihat sekeliling. rumput basah dan puluhan batang pohon menjulang di antara kayu-kayu mati yang memagari tidurku. aku masih belum tahu ada apa ini. aku masih mencoba mengingat apa yang kualami semalam. apa yang terjadi selama ini. siapa yang membawaku ke sini. kenapa aku. kenapa di sini.
semua pertanyaan yang tidak akan sempat terjawab setelah aku mendengar bunyi kayu retak dan hal yang terakhir dilihat mataku adalah warna rumput basah yang aku duduki.
(204/365)