Study Tour (Bagian 1)

baik, bapak ibu dan saudara saudari sekaligus. mari kita mulai tur kali ini dengan objek seorang lelaki hampir senja yang sudah khatam dengan nyeri dan sakit hati. dan nanti tentu saja bisa kita lihat seberapa kacau dirinya. sudah siap semuanya? oh ya. mohon maaf, dihimbau pada hadirin sekalian untuk tidak mengambil foto, karena biarlah apa yang ada di sini, tetap di sini.

 

yak, kita mulai saja dari ujung kepala. bisa para hadirin sekalian saksikan ketidakmerataan pembangunan terutama dari departemen bulu-bulu. bukti bahwa keunggulan genetika sangat menentukan bagaimana seorang manusia dapat berkembang dengan baik atau tidak. lelaki ini memiliki struktur kepala yang cukup menyedihkan. bisa dilihat dari keengganan rambut-rambut untuk mekar dan berkembang dengan suka cita. dan sejauh ini bisa disimpulkan bahwa ternyata pertumbuhan rambut berbanding lurus dengan intensitas serta kuantitas kepala ini dielus oleh seseorang. sebentar, mata saya berair, saya agak sentimental orangnya.

 

baik, bisa kita lanjut? oke, kemudian kita akan memperhatikan sepasang mata yang makin lama makin kabur saja pandangannya. hal ini tentu saja dikarenakan oleh kurang seringnya melihat hal-hal manis yang dilakukan orang lain padanya. padahal kalau dipikir-pikir, lelaki ini tidak buruk-buruk amat. ya oke lah kalau ikut kontes ketampanan, ia bahkan tidak lolos syarat pendaftaran. tapi bukan itu yang mau saya bahas di sini. bisa kita lanjut saja?

 

kita turun sedikit ke bawah. di sini ada bibir yang selalu mengeluarkan kalimat-kalimat ajaib di luar nalar, guyonan tidak bermutu, dan rayuan gombal yang bahkan tidak layak untuk dimasukkan dalam buku kompilasi sms manis untuk gebetan. beberapa kali dicemooh karena hal itu, dan hampir bisa dipastikan tidak ada perempuan yang mengambil serius omongannya. kasihan bukan? padahal kata orang, kalau mukanya pahit, harusnya mulutnya manis. tapi lelaki ini anomali. maaf, silakan disimpulkan sendiri. saya sibuk.

 

lalu mari kita beranjak ke bagian pundak, dada, dan lengan atas. bisa kita lihat di sini debunya sangat tebal. pertanda bahwa sudah lama sekali lokasi ini tidak dikunjungi siapapun, atau apapun. satu-satunya yang sejauh ini pernah bersandar pada bagian ini adalah. sebentar, saya cek catatan saya dulu. yak. aspal. kondisinya masih lumayan bagus sebenarnya, tapi sayang saja masih belum ada yang sanggup melihatnya. karena bisa dibilang lelaki ini memang bukan selera umum soalnya.

 

oh, iya. sebelum kita beranjak dari sini saya mau tunjukkan sesuatu. di sebelah sana bisa kita lihat, ada hati yang sedang diiris-iris oleh ekspektasi. ya, meskipun ini bukan kata yang baku tapi kita tentu saja tidak peduli. dan di pojok sana ada perasaan yang semakin hari semakin terinjak-injak dan pijar harapannya pun makin lama makin redup. kita lanjut saja ya, saya tidak kuat berlama-lama di sini. suka sedih.

 

lanjut kita ke direktori abdomen dan telapak tangan. silakan para hadirin observasi sendiri kira-kira apa yang menarik dari rongga perut cembung yang bergelayut dan cukup mengganggu pemandangan ini. dan di segmen telapak tangan ini, seperti yang sudah kita semua ketahui, tuhan menciptakan rongga pada jari-jari kita agar apa? ya. agar bisa saling menggenggam telapak tangan lainnya. tapi apa daya, lelaki ini berdekatan dengan lawan jenis saja keringetan, apalagi mau saling menggenggam? bisa banjir telapak tangannya. oh, kalau ini saya tidak sedih. cuma prihatin saja sih sedikit.

 

bagaimana? masih kuat semuanya? kita istirahat dulu di pinggang ya. kita akan berkumpul lagi di sini satu jam dari sekarang. silakan berkeliling ulang dan berdiskusi masing-masing. saya ke toilet dulu sebentar.

 

(96/365)

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s