kamu tidak perlu heran, sering kali semesta tak kabulkan angan. seperti rapalan doa-doa yang menguap ke angkasa.
kamu juga tidak perlu takut, terkadang alam raya membuat kalut. seperti cemas menunggu pesan yang tak kunjung berbalas.
lagi pula, kita sudah sejauh ini, makin terbiasa tanpa tegur dan sapa. tidak perlu pontang-panting karena memang ini tidak begitu penting.
tapi mau bagaimanapun juga harus aku sadari. kalau mengakhiri, bahkan sebelum memulai adalah keahlianku.
(95/365)