[SATU]
Pesan singkat darimu kubaca berulang-ulang, kucerna kata demi kata, tidak ada satupun salah ketik di situ, diksi yang kamu pilih masih sehalus dulu, sebelum kita memutuskan untuk mengambil arah yang berbeda di persimpangan.
“Hai, apa kabar? Besok kamu ada waktu luang? Bisa kita ketemu?”
Satu kalimat saja setelah hampir setahun kuhapus semua riwayat pesan darimu. Namamu masih di situ, belum kuhapus dari kontak ponselku. Sebagai pria yang menjunjung tinggi kesopanan dan demi niat baik silaturahmi, maka tidak lama kubalas pesan itu.
“Hai, Aku sehat-sehat saja. Besok bisa tapi mungkin malam. Keberatan?”
“Ga sama sekali 🙂 kebetulan aku ga bikin janji apa-apa selain ketemu kamu besok.”
“Ah, oke. Jam 7 ya? Di mana?”
“[share location] Kamu tahu daerah situ, kan?”
“Yup, dekat kok dari kantorku”
“So, see you tomorrow?”
“Absolutely.”
“Great.”
“I miss you” [deleted] “Okey.” [sent]
Kamu tidak perlu tahu tentang senyumku yang mendadak merekah membaca ulang transkrip pesan singkat itu. Kamu yang sudah entah berapa ratus hari tidak berani muncul di kepalaku, dengan sejekap mengambil alih semua kontrol otakku. Rasa-rasanya tuas endorfin di kepalaku didorong sampai ke tekanan yang paling maksimum. Hampir patah. Kupu-kupu di perutku bukan lagi terbang, mereka berdansa masing-masing, tanpa aturan, tanpa irama yang jelas karena divisi tetabuhan kehilangan ritme dan mulai bekerja semaunya sendiri.
Bagai anak kecil yang disuguhi gula-gula setelah seminggu penuh dipaksa menelan sayur-mayur dan bermacam suplemen dan multivitamin. Seperti komunitas filateli kedatangan anggota baru. Rasanya sudah lama sekali aku tidak sebahagia ini. Naik gaji pun tidak sebahagia ini kupikir.
Langsung kucari semua akun sosial media dengan namamu. Tapi nihil. Tidak satupun muncul di sana. Apa mungkin ada orang sama sekali tidak peduli dengan dunia maya di era teknologi macam ini? Pikiranku mulai bekerja mencari suatu kesalahan. Atau barangkali ada yang janggal. Atau apalah yang menunjukkan sesuatu.
Kembali kubaca pesan singkatmu.
Tapi, ada apa? Kenapa sekarang?
———————————————————-
つづく
(14/365)