13/365

#LimitBreak

 

Kumpulan sumpah serapah dari komika dengan isi otak paling liar di Indonesia, Rindradana. Pertunjukan yang memberi bukti bahwa semua hal bisa aja dibecandain.

 

Auditorium RRI Jakarta, Sabtu, 13 Januari 2018. Dibuka MC Adjis Doaibu yang dengan keluwesan bacotnya sukses memandu tawa penonton untuk komika pembuka malam itu. Pemuda katolik gondrong yang mengaku jarang ke gereja karena pasturnya kalau kotbah gak lucu, dan karena sering diminta buat standup gratis. Perwakilan kloter Bekasi, Bintang Timur.

 

Selanjutnya kontingen dari Jakarta Utara, sempat menjadi juara SUCA Indosiar yang diklaim sebagai kompetisi paling mengecewakan peserta karena setelah jadi juara dikontrak 1 tahun tapi ga dikasih kerjaan. Mengutuk SPG yang tidak percaya kalau nama bagus gak ada hubungannya sama muka. Marshel Widianto.

 

Berikutnya ada pemberian plakat untuk komedian terkepsir (kepsir=rispek=respect) untuk komedian yang menjembatani grup lawak dengan komedi tunggal. Komika jaminan lucu senior yang celetukannya tidak mungkin tidak membuat tertawa. Ya, minimal tersenyum, lah. Cing Abdel Achrian.

 

Lalu komika berikutnya, Kukuh Adi yang memberikan informasi maha penting. Misteri terbesar abad ini. Tanda tanya paling banyak muncul akhir-akhir ini. Yaitu “Bagaimana cara makan orang yang pakai cadar”. Oleh karena itu, setelah informasi ini beredar, kalian semua bisa mati dengan tenang.

 

Kemudian, komunitas paling kontroversial di awal tahun 2018. Perwakilan dari hakim-hakim komedi Indonesia, menyandang gelar sebagai penilai humor, para icon Majelis Lucu Indonesia, Duet brengsek Tretan Muslim-Coki Pardede. Menyajikan semua hal yang menurut netizen adalah hal yang tabu dibuat bahan bercanda. Tapi tidak untuk mereka, mereka memutar semua hal yang kalian pikir tidak sopan menjadi bahan tertawa. Mungkin beberapa dari penonton malam itu tertawa dengan nada takut-takut, tapi inilah esensinya. Sekali lagi, bukti bahwa semua hal bisa dibecandain! SEMUA!

 

Rindra tampil setelahnya, dibuka dengan bit yang membuat bergidik, seolah tidak peduli dengan  idiom “hati-hati kalo ngomong, ntar ada malaikat lewat”. Rindra tidak peduli, bit demi bit mengerikan dikeluarkan, nalar dan logika semua diputar-putar, yang baik jadi buruk, yang buruk jadi bias. Berbagai topik dibahas dari mulai kehidupan keluarga, video game, seks, politik, agama, dan banyak hal yang membuat otak berpikir keras.

 

Bagaikan muhasabah lintas agama, ritus anti politically/morally correct, analogi-analogi brengsek tapi masuk akal.

 

Sepanjang set, yang diterima penonton adalah tamparan di telinga, pukulan di otak, dan pergolakan batin antara “Ini perlu diketawain ga ya?”, “Aduh, lucu sih, tapi.”, “Wah, iya juga, ya”, dan puluhan kali kata “anjing”, “bangsat”, “tai”, serta umpatan-umpatan lain yang keluar dari mulut para penonton sepanjang malam.

 

Pertunjukan yang gila! Awal tahun yang menyenangkan. Dan peraturan untuk sama sekali tidak boleh menyalakan ponsel selama acara adalah langkah yang tepat, karena apabila ada materi yang lolos ke khalayak umum, sepertinya polisi akan banyak menerima laporan-laporan dari orang-orang kurang kerjaan yang terlalu mudah tersinggung. Kalaupun acara ini mau disensor sebelum ditayangkan, rasanya materi yang layak tayang hanya 15% dari keseluruhan acara. BAKAR BARANG BUKTI SETLISTNYA!!

 

Sekali lagi, salut untuk Rindra yang punya nyali dan keberanian untuk membagi isi kepalanya yang liar. Dan untuk hidangan sop kambing serta birnya, selamat sudah mencatatkan diri sebagai Standup Comedy Show pertama dengan merchandise Asam Urat!

 

(13/365)

 

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s