halaman rumahmu makin berdebu semenjak lama kau tinggalkan. daun-daun gugur terbawa angin dari kebun sebelah, ilalang liar yang makin hari makin tinggi, temaram terasmu, redup lampu dan kusam temboknya semakin jelas terlihat.
aku sudah tak bisa lagi leluasa masuk ke dalam. pagarmu makin tinggi, pun sudah lama terkunci rapat.
dulu aku sempat berlama-lama di sini, mengitari sudut yang tak terjamah, tapi hanya sekadar mengamati. karena kamu tak pernah membolehkanku menyentuh apapun di sana. aku hanya mengamati. kamu bilang jangan banyak ikut atur kawasanmu. aku menurut.
aku tak pernah melihatmu sejak itu. sejak kamu berkemas dan memutuskan pergi, sejak itu aku hanya bisa memandangi dari jauh rumahmu. menunggu kamu kembali dan berbenah.
aku pun beranjak, tapi tak jauh-jauh. aku masih sempatkan mampir meski hanya menengok. sesekali aku berputar lalu melanjutkan apa yang harus aku lakukan.
aku tak tahu kamu di mana. aku tak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana. aku tak tahu apa yang terjadi setelah itu. tapi yang aku ingin, kamu harus baik-baik saja.
(10/365)