11/365

hanya ada aku dan sebatang nyeri. dan kepulan sunyi mendadak bias oleh riuh gelak tawa di kepala.

sedu juga tak mau pergi sedari pagi. masih betah bersandar di sudut kosong ruang tunggu.

ketika waktunya ingin pergi, selalu ada yang berkata “nanti dulu. sebentar lagi”

sebatang nyeri bertambah lagi. seolah ingin singgah lebih lama. sampai nanti resah. lalu jengah. malu dan berlalu.

besok lagi kupandang lebih lama air mukamu, agar kamu bisa tahu apa yang tak kuasa aku sampaikan.

 

(11/365)

 

 

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s