berturut-turut kamu datang lewat mimpi. semenjak kita tidak lagi berkomunikasi. apa yang mau kamu sampaikan? salam perpisahan?

mungkin hanya aku yang rindu. tidak mengapa, rindu memang terkadang menyebalkan, sering sekali datang tanpa diundang. begitu diundang, dia tidak datang.

berarti aku sudah menepati janjiku untuk membiarkan kamu pergi lebih dulu. pasti keinginanmu jauh lebih kuat sejak hari itu. keinginanku masih sebatas wacana. seperti biasa, aku hanya berkutat pada rencana dan rencana, menimbang ini dan itu, sampai kemudian terburu-buru mengambil keputusan dan dengan giat merutuk kemampuanku memilih.

perihal perpisahan, aku sudah mulai akrab dengan kata itu. kurasa kita semua pernah akrab dengan kata itu. berapa banyak perpisahan yang sudah kita lewati? bagaimana rasanya? ada yang biasa saja. ada yang membuat mulas dan tak enak badan beberapa hari. ada juga yang amat pahit sampai kamu sulit menelannya.

aku sendiri beberapa kali melewati perpisahan. dengan teman, kekasih, harapan, cita-cita, dan hal-hal kecil lainnya.

semua hal ada batasnya, semua hal punya masanya. ketika batasnya sudah dilewati, ketika masanya sudah habis, semua harus dilepaskan. perpisahan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan dari semua pilihan paling buruk yang pernah ada.

dalam perpisahan ada yang ditinggalkan dan ada yang meninggalkan. tapi yang pasti ada yang masih tertinggal di sana.

bawalah yang kamu rasa membuatmu bahagia, tinggalkan semua yang pernah membuatmu kecewa. seperti janji yang tidak bisa ditepati, rahasia yang tidak tersimpan rapi, atau percakapan yang tidak pernah terjadi.

hingga nanti waktunya tiba, biarkan hanya mata kita yang bercakap, biarkan hanya tulisan yang berbalas, biarkan semua tetap senyap. karena riuh rendah tidak berarti apa-apa dan kesunyian selalu penuh makna.

-this is kusmartono aji writing-