pagi itu aku terbangun dengan keringat yang lebih deras dari biasanya. kipas angin di sudut kamar yang sudah berdebu hanya bisa menggelengkan kepala tanpa bisa berbuat apa-apa. sebelum aku mati kedinginan, kubuat ia mati lebih dulu.
masih naik tinggi-tinggi mimpi semalam, berusaha untuk diingat. tapi semakin keras mencoba mengingat, mimpi itu semakin samar. lamat-lamat menghilang tanpa aku tahu persis apa isinya.
sial.