untuk segelas bir dan dua batang kretek, racun duniawi yang menemani sepertiga malam menuju terbitnya matahari.
untuk ayunan jari-jari di atas tuts komputer jinjing yang dipangku janji dan rindu yang bersemayam seharian.
untuk ide-ide yang menyelinap di antara sela-sela isi otak, menyesak ingatan tentang perjalanan seminggu ke belakang.
untuk ingar-bingar nostalgia yang menyeruak tanpa peringatan dan melantak tanpa jeda.
untuk kamu dan kopi pahitmu, mari bersulang.
(173/365)