Awas

terakhir kali aku melakukan sesuatu hal untuk seseorang tidaklah berjalan sebagaimana mestinya. sepertinya memang dewi fortuna tidak benar-benar mendukungku dalam hal ini.

 

banyak yang aku terlambat sadari. dari mulai langkah-langkah yang terlanjur kuambil, keputusan-keputusan yang sama sekali tidak ada dalam pilihan, atau malah anjuran yang tidak pernah membangun.

 

aku harus menata garis mati. lebih baik kuletakkan di tengah, atau di tepi? atau malah kugeletakkan saja sembarangan? alau sial, biar saja tergilas dan tergerus aspal. kalau beruntung, ia akan mencapai tujuannya sendiri.

 

bayangkan, tidak diacuhkan, tapi tidak juga diperhatikan. seperti ada tapi tidak ada. serupa hadir tapi dialpakan. semacam mendengar namamu disebut tapi untuk diusir pergi dari ruangan.

 

rasanya aku cukup mengerti dengan pola ini. mungkin memang aku sedang membayar hutang-hutangku di hidup terdahulu. biarlah, aku bayar semampuku, tapi sepertinya aku juga akan berhutang lagi. membiarkan hidup selanjutnya mengangsurnya sedikit demi sedikit.

 

seolah-olah karma menunjukkan kekuatannya. karma yang luput dari kesadaran. yang singgah dalam kesahihan. yang benar-benar hadir untuk menepuk pipimu perlahan dan membenturkan kepalamu ke lututnya.

 

(107/365)

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s