hari penuh kata-kata, hari bertabur majas, hari berhias metafora.
mari merangkai aksara dengan frasa-frasa berurai makna. hingga kamu bisa merasakan pedih, luka, duka, bahagia, gembira, pilu, dan segala sudut indera yang kamu rasakan.
sudah, jangan hiraukan mereka yang menghiraukanmu. mereka sudah cukup senang tanpa keberadaanmu. bersenang-senanglah sampai lelah. sampai kakimu lemas berjalan keliling kota. menyaksikan puluhan lampu jalan makin terang. ditemani raut bulan yang selalu terlihat muram.
lagi pula kamu sendiri yang mengatur kebahagiaanmu. apa gunaku? hanya sekadar tempatmu berbicara. itu pun bukan pilihan utama.
ah, aku jadi terlalu banyak melantur. mungkin lelah.
mari beristirahat.
(80/365)