seolah hanya karena pandai berdoa semua hal bisa berjalan sesuai rencana. sementara berpuluh kali usaha hanya menghasilkan sia-sia. lantas putus asa.
mengipasi bara karena api sudah tak lagi beroperasi. membuat sendi-sendi mulai menggigil dihembus angin dini hari.
luka yang lama singgah tak juga kunjung enyah. justru berekspansi kian jauh dan makin bertambah parah.
bersama dengan percakapan yang semakin lama semakin usang. tidak perlu lagi ada sedikitpun sentimentil yang diundang. biarkan sisa kata-kata ini dibuang. ke ujung jalan menunggu untuk ditinggal hilang.
kita tak pernah berpikir ke mana ini semua akan berarah. apakah ke tenggara atau ke utara lalu berputar balik menuju resah. atau hanya diam dan menyerahkan semua pada tikungan pasrah.
kapan lagi kau akan datang? menunggu matahari jatuh bebas dari sudut pandang? atau nanti saat gelap mengambil alih bayang?
karena hidup adalah keping-keping kecil harapan yang kau susun perlahan lalu dengan kencang kau tendang berantakan.
tulisan ini bukan untuk kau amini. karena tidak ada doa apapun yang kau temui di sini.