aku memintal surai yang menjulur dari tatapan matamu. tajam. jariku tergores dalam.
di waktu yang lampau kita pernah berkelakar. tawa yang berderau gemuruh kala itu, sekarang hanya terdengar lirih. samar.
aku berusaha berteriak lantang. namun hanya pekikan parau yang keluar dari kerongkongan. perih.
langkah ini mulai limbung. lagi. apa yang harus aku lakukan agar jejak ini tetap kokoh? harusnya aku tahu tidak semua tanya tersaji beserta jawabnya. sama seperti tidak semua yang ditanam, itu yang dituai. kadang tanah yang ditanami tidak begitu subur. atau lupa diairi. sepele memang.
aku hanya perlu terus berjalan. semak daun, dahan, ranting, semua yang melintang harus bisa kusingkirkan. tak perlu ditebas hingga rusak, bisa saja dengan halus aku pindahkan. atau aku bawa yang mana berguna untuk perjalananku.
aku siap. tantang aku.