pada masanya, timur jakarta pernah menjadi tempat banyak cerita. menjemput asa, menata luka, menemukan cinta.
jalan ini tak seperti dulu, sudah banyak yang berubah semenjak aku menjauhinya. masih teringat walau samar-samar tentang kenangan itu. menunggu bis pulang, berebut jatah kursi demi meredam penat seharian. namun hanya pegangan tangan sambil bersandar di tengah lorong yang didapat. berjam-jam pun aku tak akan bosan mendengarkan ceritamu. asal aku boleh menggenggam tanganmu. dan sedikit rangkulan malu-malu kalau boleh aku tambahkan.
sesekali dengan roda dua kita melintasi jalan raya, hanya untuk mendapati tak ada kuliah hari ini. tak apa, pelukanmu sepanjang jalan pulang sudah mengobati kesalku.
timur jakarta membawaku ke masa itu. tapi sudahlah, itu hanyalah sebuah fragmen dalam paragraf hidupku. masih ada fragmen yang mungkin akan aku temui. barat? utara? selatan? pusat?
aku siap.