saya mulai jatuh cinta pada aksara saat sekolah dasar. saat sudah mulai lancar membaca dan sering membaca apapun yang terlihat mata. dalam perjalanan, membaca nama jalan yang ada di plang toko, spanduk dan billboard, apa pun.
video game hanya boleh dibeli saat saya ulang tahun. tapi kalau bahan bacaan, setiap saya minta akan selalu dibelikan. bobo, fantasi, hai, trax, itu adalah bacaan yang mengiringi saya bertumbuh. kakak-kakak saya pun cukup senang membaca, maka bacaan mereka pun adalah bacaan saya. novel teenlit, buku sejarah, dan komik silat.
selepas kuliah, minat literasi saya semakin berkembang. saya mulai mencari banyak jenis tulisan, mulai dari jurnal lepas, sastra indonesia, cerita detektif, sejarah politik, dan tulisan lain yang belum pernah saya tahu sebelumnya.
celakanya, saya bukan orang yang apik dalam menyimpan barang. banyak buku yang sempat saya beli namun entah ke mana sekarang. buku yang sampai sekarang masih saya cari adalah buku tebal berisi sejarah wali songo, dan komik silat cina tentang cerita perguruan silat yang bertikai dengan latar belakang dunia di era distopia. kata kuncinya adalah “gembira barat”. siapapun yang tahu, tolong kabari saya.
oh, iya. kembali ke pertanyaan soal buku favorit di tulisan ini. bacalah “corat-coret di toilet” dan “manusia harimau” dari eka kurniawan, “supernova” dari dewi lestari, “1984” dari george orwell, dan yang terakhir cobalah baca “zeus grants stupid wishes: a no-bullshit guide to world mythology” dari cory o’brien.
kamu, punya referensi buku yang bisa saya baca?
(30 days writing challenge. Day 13: Favorite book)