bicara soal saudara kandung, saya adalah anak terakhir dari 3 bersaudara, satu bapak, satu ibu. kakak saya yang pertama seorang laki-laki, yang kedua perempuan. komposisi yang menurut orang dulu ideal. entah siapa yang pertama kali mengemukakan pendapat kalau anak sulung seharusnya laki-laki. padahal perkara kedewasaan tidak berpengaruh dari jenis kelamin. aneh sekali.
kakak laki-laki
kalau saja beliau masih hidup, sekarang usianya sudah menginjak kepala 4. namun beliau mangkat di usia 20-an.
senang membaca, bermain video game, dan sangat cinta pada sepak bola. dari beliau saya punya bacaan yang belum seharusnya saya konsumsi, mengenai politik, hukum, dan sejarah. beliau terakhir berkuliah di sebuah universitas negeri di bandung jurusan hukum. tingkat intelegensinya memang lebih baik dari saya dan kakak perempuan saya. satu-satunya di keluarga yang mengenyam pendidikan strata 1 lewat jalur UMPTN, meskipun tidak pernah selesai.
dari beliau saya kenal konsol nintendo, sega, sampai playstation. ada satu kenangan buruk yang saya ingat dari kesenangan beliau bermain video game. saat itu kira-kira seminggu sebelum beliau jatuh sakit. sedang asyik-asyiknya bermain winning eleven di playstation, saya dengan bodohnya mematikan tombol powernya lalu lari ke luar rumah. beliau berteriak dan setelahnya tidak berbicara pada saya sampai saat beliau mengembuskan napas terakhirnya, saya belum sempat meminta maaf. maaf ya, mas.
beliau juga cinta dengan sepak bola, saya tidak. di kampusnya beliau punya satu klub sepak bola bernama brother in law. apa posisi kakak saya? beliau adalah manajernya. semua dikarenakan beliau punya kekurangan fisik di kakinya setelah di sekolah dasar sempat tertabrak truk sehingga tidak bisa melakukan kegiatan olahraga dengan sempurna. karena beliau cinta sepak bola namun tidak bisa bermain, maka beliau mengurus semua keperluan klub bola kampusnya. sunggunh sebuah dedikasi.
kakak perempuan
31 tahun saya hidup, dia selalu ada di dekat saya. mungkin era terjauhnya adalah saat dia kuliah di jogja dan bekerja di bandung. tapi selebihnya kami selalu bersama dalam satu atap.
kakak saya yang satu ini emosional, dalam arti meledak-ledak, ceplas-ceplos, mudah terpantik, dan keras kepala. wah, kok sepertinya buruk sekali, apa tidak ada sifat bagusnya? tentu saja ada. dia mudah bergaul, temannya banyak, dan sangat perhatian.
kami berdua adalah teman kondangan, karena saya single, dia pun masih single. jadi kalau ada kondangan teman dia, saya suka diajak. begitu juga kalau saya ada kondangan teman, dia saya ajak. wedding crasher, catering hunter.
ada banyak cerita menyebalkan antara saya dan dia. tapi tidak perlu lah saya ceritakan di sini. offline saja kalau mau berghibah. sini, sambil ngopi atau ngebir, kita ngobrolin keluarga masing-masing.
(30 days writing challenge. Day 11: Talk about your siblings)