Tidak Ada Korelasinya

“BANGSAT!” teriaknya keras sesaat setelah layar komputernya mendadak menghitam. rustam sudah mengetik sejak dua jam lalu dan baru sadar kalau ia belum menyimpan hasil kerjanya.

rustam lalu bangkit dari duduknya setelah sebelumnya menggebrak monitor tabung berwarna kekuningan yang umurnya sudah hampir 13 tahun. “KOMPUTER SILIT!” makinya.

sebatang rokok dikeluarkan dari bungkusnya. rustam melongok isinya. tersisa satu batang lagi. “ROKOK KIRIK!” hujatnya. saking sibuknya ia hari itu, sampai lupa memperhatikan asupan tembakau hariannya. rustam memang membatasi untuk hanya merokok satu bungkus setiap harinya. dengan ketentuan itu adalah rokok yang dibeli menggunakan uangnya sendiri. rokok minta, rokok ditawari, dan rokok bebas di tongkrongan itu beda urusan.

rustam pergi ke dapur dan mengambil gelas, menggunting bungkus kopi instan, menuangkannya dalam gelas dan beranjak menuju dispenser untuk menyeduhnya. baru setengah gelas terisi, air dispenser rupanya sudah habis. “DISPENSER ANJING!” bentaknya.

dengan setengah gelas kopi panas dan sebatang rokok yang baru dibakarnya, rustam kembali ke meja komputernya. duduk dengan kaki kirinya diangkat dan memandang kosong ke monitor usangnya, rustam dengan lirih mengucap “sial, ini pasti gara-gara aku belum mandi.”

sungguh, tidak ada korelasinya sama sekali.

(354/365)

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s