aku hanya sempat menyisakan satu dari dua puluh empat jam untuk memikirkanmu. tidak banyak memang, karena sudah tidak banyak pula yang menahanku untuk memikirkanmu lebih lama.
aku kadang masih membaca pesan-pesan singkat yang pernah kamu kirimkan untuk membalas guyonan acakku, ide konyolku, dan beberapa ajakan kencan yang kamu abaikan.
aku hanya sempat menyisakan satu dari dua puluh empat jam untuk memikirkanmu. tidak banyak memang, tapi sudah lebih dari cukup untuk merunut benang kusut dari ya dan tidak dan ya dan mungkin dan ya dan sudahlah aku pergi saja.
(190/365)