mencintaimu adalah perkara menemukan nostalgia kecil di dalam sudut-sudut ingatanku. aku tak pernah lupa.
seperti ringan angin yang mengacak-acak tumpukan berkas pekerjaan yang tertumpuk dari pagi. mencintamu dengan mudah mengacaukan semua isi kepalaku.
aku tak pernah tahu kenapa ada sejumput rasa yang enggan sekali pergi. suatu waktu sempat hilang, tapi rupanya ia hanya bersembunyi. sejurus kemudian mulai lagi mengakuisisi isi hati.
mungkin hari ini kamu.
tapi aku juga mau kamu untuk besok.
lusa juga aku masih mau kamu.
(147/365)