ada sebuah kotak yang hanya kamu sebutkan ciri-cirinya. ia kelam, ranggas, dan berselimut rahasia. hanya sebuah hikayat samar yang membalutnya. berulang kali kamu ceritakan tanpa judul, tanpa nama pelakonnya, dan tanpa jalan cerita yang lengkap. hanya beberapa bagian sinopsis tak runtun dan runut yang kamu berikan sebagai pelengkap isi kotak itu.
penuh misteri sehingga aku hanya bisa menerka dari hasil menarik kesimpulan sembarangan dan spekulasi yang terlalu berlebihan. kamu tidak pernah memberi petunjuk lebih jauh. masih ada tembok tebal yang kamu gunakan untuk bersembunyi. dan aku masih harus menentukan dari sisi mana tembok itu sanggup aku kikis dan setidaknya bisa mengintip apa isi dibaliknya. atau mungkin aku harus mencari sedikit celah lemah di sana dan menghantamnya hingga berai tidak keruan.
bagai kotak pemberian dewa, dan aku adalah pandora yang penuh rasa penasaran. tapi tak sampai hati aku membukanya. aku akan menunggu kamu dengan tulus memberikan kuncinya padaku. merelakanku untuk membuka dan menjabarkan isinya. menelaah rahasia di dalamnya. dan memutuskan untuk tetap di sana, atau serupa ares yang lari dari medan perang saat terluka dan menangis keras hingga seluruh penjuru olympus mendengarnya.
kotak yang menghalaumu untuk melangkah lebih jauh. kotak yang menghalangimu untuk bergerak lebih leluasa. kotak yang membawamu jauh ke dasar renung yang sunyi.
kotak yang setengah mati ingin aku buka, atau bahkan aku hancurkan saja di depanmu. agar kamu tahu tidak ada yang boleh menghadang kebahagiaanmu.
tapi, kamu sendiri yang memilih untuk tetap menyimpan dan merawatnya. entah untuk apa, entah sampai di mana.
(111/365)