dalam gelap kekosongan ruang hampa tanpa tanda tanya. satu sisi ruang kelam mengerjapkan cahayanya yang redup dan mulai kehilangan tenaga.
kusapu seluruh pandanganku hingga yang terlihat hanya hitam dan setengah redup kilatan cahaya merah di sudut mata. kepalaku sudah penuh dengan berbagai macam acak cerita yang entah sampai kapan sanggup kuterima.
hidup ini sudah cukup berat untuk ditambahi dengan segala remeh temeh permasalahan yang rasa-rasanya kurang pantas diceritakan. untuk apa mengutuk nasib yang memang sudah ditakdirkan untukmu? untuk apa merundungi semua kesedihan yang memang sudah disediakan untukmu.
nikmati saja semua perih yang menggesek tiap jengkal tubuhmu. rasakan pedih yang menggunung di dalam kelopak matamu. hingga saatnya nanti waktu akan mulai menghujani semua sesal yang tak akan pernah singgah.
akan kusesap habis semua duka yang pernah kau bagikan padaku. kureguk semua pahit yang pernah kau ceritakan padaku. tanpa perlu kau tahu, aku mencintaimu dari kemarin, hari ini, dan seterusnya.
(55/365)