malam masih terlalu pekat untuk dihidangkan bersama dengan dinding kosong yang digedor-gedor kesendirian. tapi kepala ini terlalu ribut untuk dibiarkan begitu saja. kokang sedikit agar terpental semua bias yang terpancar redup cahaya.
tapi hanya kamu dan semua mati. aku masih hampir pulas terbawa mimpi.
di gigir bebatuan keras dan keping-keping karas yang disulam halus dengan pukulan godam menyiratkan sebuah pesan yang mau tidak mau harus kutelan.
melepaskan beban yang dipikul terlalu berat membuatku berjalan lamban. luka lama yang hampir pulih pun terkoyak dan semakin rentan. sebentar lagi sampai di tujuan kalau saja di depan tidak ada halangan.
remah yang tersisa tidak cukup banyak untuk kubagi berdua. kamu ambil saja semua, nanti biar aku kembali berdoa. siapa tahu tenagaku akan penuh ketika melihatmu bahagia.
(39/365)