ada kala tangan kita berpagut di dua arah yang berlawanan sedangkan isi kepala sama-sama di tempat yang sama.
ketika abu dan sendu berjibaku dengan selendang halusinasi hingga merapatkan sisi punggung yang bersandar rebah tanpa perlawanan.
redup hingga mengatup sampai kemudian ada hawa yang meletup liar dari hamparan kuncup kembang yang tak kunjung mekar.
aku sudah diperingatkan untuk sesegera mungkin bergegas dan berkemas. aku telah secara tidak langsung diarahkan untuk mengarak puluhan cawan suci di atas kepala serdadu mutan yang telah lama dikekang oleh sebaris pagar berkawat duri.
entah sampai di mana langkahku terhenti atau aku memutuskan untuk sudahi.
sepertinya sampai nanti. sampai di tepi kanvas tanpa garis mati.
(20/365)