05/365

tuhan hobi bercanda. jatuh pertama di 2018 tepat di pergantian umur saya. funny, huh?

teman-teman yang kenal saya setahun dua tahun belakangan mungkin sudah maklum. temannya ini hobi sekali jatuh dari motor. tapi ini ga bisa dijadikan kebanggaan sih. nyerodot aspal. prestasi macam apa itu?!

tapi kejadian semalam itu ngasih banyak pelajaran. pelajaran soal solidaritas dari orang asing. maksudnya bukan orang asing yang palanya gede, matanya gede, jarinya berselaput dan ke mana-mana naek piring terbang. orang asing di sini adalah orang yang bener-bener ga dikenal.

pendek cerita, 00:17 (ya, saya masih sempet liat jam habis kejadian) saya agak mengantuk setelah seharian beraktifitas. sebenernya ini ga bisa dijadikan pembenaran sih, karena biasanya juga balik jam segitu santai-santai aja meskipun sebelumnya udah capek ngapa-ngapain. nah, pokoknya saya ngantuk dan sejurus kemudian menghantam tengah trotoar di jalan juanda, depok.

habis nabrak, ngecek kondisi motor, ga ada kerusakan berarti selain spion patah. dan saya memutuskan untuk “udeh hajar aja dulu sampe rumah”. di seberang jalan saya melihat pengemudi ojek online berteriak “MAS, GAPAPA, MAS?” yang saya balas dengan acungan jempol dan teriakan “AMAN!!”

lanjut jalan dengan tingkat ngantuk yang sudah hilang, karena sekarang yang ada adalah nyut-nyutan di kepala. si bapak ojek online ini menyalip saya dan memastikan saya menepi. saya ikuti, karena say juga mau ngecek kondisi badan dan kendaraan.

berhenti. lepas helm dan ternyata kaca helm sudah pecah. “wah, kenceng juga nih.” kata saya dalam hati. kemudian begitu ngaca di spion, barulah terlihat darah sudah menutupi muka. si bapak ojek online ngasih sebotol air dan saya pakai untuk membasuh darah di muka. lalu saya perhatikan ada luka di alis, cukup dalam. di bawah hidung, ini terlihat jelas kalau robek agak lebar. dan robek di dalam bibir. kehantam gigi sih sepertinya.

melihat kondisi saya, si bapak mulai berkoordinasi lewat whatsapp dengan rekannya. usut punya usut, rupanya beliau adalah koordinator wilayah situ yang sedang patroli. lalu beliau menyarankan saya untuk segera ke klinik terdekat, lalu saya dikawal sampai RS. Tumbuh Kembang di Cimanggis sana. beliau pamit lanjut patroli dan menyerahkan saya pada rekan-rekan ojek online yang lain.

masuk IGD sendirian berlumuran darah mungkin bikin suster jaga kaget ya? iya ga sih? mukanya sih kelihatan panik, padahal sayanya udah berusaha buat biasa aja supaya mereka ga panik-panik amat, kasih sedikit jokes-jokes yang tidak membuat mereka tertawa (ya namanya juga usaha).

setelah dioprek-oprek dan menerima 2 jahitan di alis dan 2 jahitan di bawah hidung, akhirnya beres urusan di IGD.

saya diajak ke base camp oleh abang ojek online yang diutus menemani saya. ya, saya juga masih mau selonjoran dulu, masih kaget nih badan, pasti sebentar lagi mulai pegel-pegel.

sesampainya di base camp yang ternyata ada di seberang RS tersebut, sudah ada 3 orang standby dan bertanya mengenai kecelakaan saya. rupanya kabar sudah berhembus di kalangan grup regional mereka. terpaksa dengan berat hati karena saya tidak suka mengulang cerita yang sama saya ceritakan pada mereka kronologisnya. tidak lama 2 orang lain datang dan bertanya hal yang serupa yang kemudian dengan males-malesan saya jawab dengan cerita yang sama barusan.

nah, di base camp inilah saya merasakan suasana keakraban dan solidaritas yang cukup tinggi. di mana mereka saling berkoordinasi di grup whatsapp mengenai kejadian di kawasan tersebut. 1 jam ada di situ saya sudah mendengar mereka berkoordinasi tentang beberapa hal. mulai dari pengawalan transfusi darah ke PMI, soal rekan mereka yang sakit, hingga ke rencana mengunjungi pemakaman salah satu keluarga mereka.

tanpa pretensi apapun, dengan ikhlas mereka berbagi informasi, menyampaikan ide, diselingi sedikit humor-humor agar tidak tegang. mereka menunjukkan pada saya soal kebaikan tanpa pamrih. di tengah kesibukan mereka mencari rezeki, masih ada waktu yang diluangkan untuk kemanusiaan tanpa tendensi apapun. terima kasih abang-abang yang sudah membantu, menemani, dan mengantar saya sampai rumah semalam.

saya hutang budi. saya bayar di lain hari.

(FYI, sepanjang kejadian, mereka ga nanya agama saya apa. karena kebaikan adalah agama semua orang. dan satupum ga ada yang saya ingat namanya. maaf ya bang. tapi inget muka kok.)

 

(05/365)

 

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s