#28

“takut adalah naluri, adalah rasa, adalah seni…”

(koil – rasa takut adalah seni) 

setiap orang punya ketakutannya sendiri, entah apa sebabnya hanya diri sendiri yang tahu. apakah itu buatan khayalan, entah trauma masa lalu.

aku sendiri punya banyak ketakutan, aku hanya terlihat kuat di luar. tidak, bahkan dari luar pun kelemahanku banyak terlihat. akan aku ceritakan beberapa ketakutanku, bukan untuk kau kasihani, semata agar kau bisa memahami. 

aku takut mati. 

aku takut mati dalam keadaan sia-sia, aku takut matiku nanti tak berguna. aku takut menghadapi apa yang akan terjadi setelahnya. tapi aku siap mati, karena bagaimanapun itu sudah pasti akan terjadi.

aku takut berhutang.

aku takut tak nyenyak tidur karena hutang, aku takut hidupku tak tenang. aku punya sejarah buruk tentang ini. aku tak ingin mengulanginya kembali. sebisa mungkin aku hanya berhutang kalau aku bisa membayarnya. aku akan berjanji kalau aku bisa menepatinya. lunas adalah harga mati. jangan menagihku, aku ingat semua hutang-hutangku. sekecil apapun itu.

aku takut bapak kenapa-kenapa. 

bapak adalah orang paling mandiri yang aku kenal, semua dilakukan sendiri, sampai aku mengira ia tidak percaya pada orang lain. itu yang membuatku takut. bapak jarang mengeluh, tapi sekalinya bapak mengeluh, aku khawatir setengah mati. membelikan bapak obat, jamu, ramuan alternatif adalah salah satu caraku menjaga rasa takut itu terjadi. aku ingin bapak sehat selalu.

aku takut binatang.

aku serius. aku takut digigit binatang, padahal seingatku aku tak pernah punya trauma terhadap itu. kalau kau melihat aku bermain dengan kucing, anjing, atau binatang peliharaan yang lain, itu adalah upayaku melawan rasa takut dalam diriku. mudah-mudahan binatang yang pernah menggigitku hanyalah seekor nyamuk. 

aku takut mengecewakan orang. 

inilah sebabnya aku tak pernah bisa menolak permintaan orang. selagi aku bisa dan aku pikir aku mampu melakukannya, aku akan selalu mengucap “iya” pada setiap permintaan orang. kadang hal ini membuatku rugi, tapi aku tak bisa menolaknya. aku takut membuat orang kecewa, yang mengakibatkan orang tak lagi percaya padaku, lalu mereka membenciku.

aku takut jatuh cinta.

aku tak pernah benar-benar jatuh cinta. aku hanya punya dua pacar selama ini, pacar pertamaku kupikir hanyalah cinta anak SMA, tak bisa dianggap serius. bahkan selama sembilan bulan berhubungan, aku tak pernah tahu persis dia seperti apa, apa makanan kesukaannya, apa hobinya, apa yang dia benci. aku tak tahu hal-hal seperti itu. pacar kedua bisa dibilang langkah awal aku benar-benar mengenal wanita. tiga tahun cukup untuk mengenal dia luar-dalam. tidak, tidak sampai sejauh itu. jangan berpikiran macam-macam. pacarku kujaga baik-baik. sampai sekarang aku masih takut jatuh cinta, aku takut mengalami kekecewaan yang dulu pernah aku terima. ya, mungkin ini yang namanya trauma. tapi sedikit-sedikit sudah mulai kukikis.

aku takut kalian bosan membaca tulisanku. nanti aku lanjut lagi lain waktu.

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s