#06

orang bilang yang pertama adalah yang paling sulit. tidak bagiku, tidak bagi malam tadi. 

1cm. kunci ruangan itu hanya berukuran 1cm saja. cukup untuk membuka gerbang warna dalam ruangan mimpi hitam-putih selama beberapa waktu. relatif. waktu selalu berada dalam posisi relatif. bisa sebentar, bisa selamanya. tergantung bagaimana kondisimu dan apa yang kau rasakan. 

5 jam. kubuka gerbang warna itu selama 5 jam. pelan. substansi perlahan menenggelamkan dalam pekat paling gelap. membawaku dalam ruang kosong paling luas yang pernah aku datangi. 
ini ruanganku. ini nyata. tapi hanya sementara.

suara gemuruh muncul perlahan, volumenya kecil, aku hampir tak mendengarnya. hanya ketika kulihat setitik cahaya merah memunculkan citra sepasang tangan, fokusku mulai terbentuk. sepasang tangan itu mengganggu ritme musiknya. cih! aku benci itu. aku adalah ketidak teraturan dalam sebuah keteraturan. tapi tepukan tangan itu mengganggu keteraturan. lalu aku mulai membiasakan. karena ternyata tak hanya sepasang. muncul pasang tangan berikutnya. dan berikutnya. dan berikutnya. sampai semua musik adalah tepukan tangan dan aku kembali dihajar oleh gelap. 
semua pekat. aku tersadar seketika.

1 jam berlalu. kuambil napas teratur dan mulai mencerna semuanya. tapi sulit. kucoba memasuki gerbang yang masih terbuka. aku masih punya waktu. aku masih belum mendapatkan apa yang aku mau. 

aku bersiap untuk lepas landas di percobaan kedua. mereka berbaris menyambutku. 3 orang. aku yakin 1 di antaranya adalah diriku. tidak. aku kenal yang lainnya. mereka adalah aku. 3 diriku menyambutku. 
aku gapai sang logika. dia tak menyambutku dengan baik. seolah berkata “kau tak akan sanggup menerimaku, temui yang lain.” aku menoleh pada sang pengkhayal. ia tersenyum. belum aku tahu apa maksud senyumnya. 

aku mengikuti sang pengkhayal. di belakangku ada sang logika, bertepuk tangan pelan, mengikuti ritme langkahku. tidak. aku yang mengikuti tepukannya. aku diarahkan logika untuk tak terlalu mengikuti khayal. 
yang satu masih terdiam. berusaha mengamati keadaan. menunggu waktu yang tepat untuk bereaksi. aku melihat sesuatu di tangannya. entah apa. tapi kupikir itu cukup penting. 
tak mudah mengikuti khayal yang dibayangi logika. saat khayal ingin membawaku terbang, logika menahannya, “jangan.” katanya. aku menurut. khayal tak bisa berkata banyak. ia hanya menjalankan perintahku, aku tetap dikuasai logika, secara sadar. 

mataku terus menyapu ruangan, mencari sebuah petunjuk, apapun itu, aku perlu petunjuk. aku perlu menuntaskan rasa penasaran ini. waktuku tak banyak. jangan terbuang sia-sia. 

tapi tak satu pun petunjuk aku temui. tak satu pun jejak aku rasakan. saat khayal berusaha menguatkanku, logika mematahkan semuanya. ia terlalu kuat pikirku. tapi kemudian aku hanya bisa terbawa momen yang mereka ciptakan. mereka yang mengaturnya. aku hanya dipaksa menyimpulkan tanpa boleh bertanya. 

makin kuat aku berusaha mencari, makin gelap rasanya jalan di depan. makin hilang semua penasaran itu. tidak. penasaran itu tidak pernah terjawab. mungkin memang tak pernah ada jawabannya karena itu bukanlah pertanyaan. rasa penasaran itu tak ubahnya bagai pertanyaan retorik. pertanyaan yang kau sudah tahu apa jawabannya. hanya saja kau berharap bukan itu jawabannya. lalu apa? entahlah. 

aku dibawa berputar, kembali ke gerbang awal. kunci 1cm sudah mulai hilang kesanggupannya. saatnya orang ketiga bekerja. khayal kulihat tak ada. aku ditemani logika dan kesadaran. menungguku untuk keluar gerbang. tatapan mereka datar. sialan. bukan ini yang aku inginkan. tapi harus aku telan semuanya. menyedihkan. 

kulangkahkan kakiku keluar gerbang, mereka berdua bertatapan seolah menyamakan persepsi, menyatukan pendapat, memutuskan pilihan. 
kesadaran menepukku halus. menoleh pada logika sebentar, lalu menatapku halus. 

“sudah. kau sudah tahu jawabannya. tak perlu kau cari lagi.”

One thought on “#06

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s