let me begin.
i fall in love, with music.
musik adalah salah satu sarana untuk berkomunikasi, musik adalah alat seorang introvert bercerita, musik adalah senjata pemberontak paling dasar.
musik selalu ada di setiap situasi dan ada di setiap babak kehidupan. musik juga berhak mengakuisisi pikiranmu. seperti, pernahkah kamu dalam keadaan muram dan kemudian mendengar musik dengan nada riang dan lirik penuh semangat? apa yang terjadi selanjutnya? sekian juta syaraf di otakmu terpacu untuk menggeser muram menjadi bahagia.
tapi ada dua macam pilihan soal mendengarkan musik. pertama adalah kamu yang mendengarkan musik sesuai dengan mood yang kamu alami sekarang. kedua adalah kamu yang terbawa mood musik yang kamu dengarkan.
saya kebetulan tipe pertama. musik yang saya dengar adalah implementasi dari apa yang saya rasakan saat itu. ketika sendu, musik dengan nada-nada minor adalah pilihan utama. saya suka dengan denting piano, gesekan biola, serta suara falsetto yang bisa membuat bulu kuduk berdiri otomatis.
ketika marah, pilihan distorsi gitar, ketukan drum yang rapat, serta suara teriakan parau adalah menu favorit saya. waktu degupan jantung terlalu cepat, langkah yang tepat adalah mengimbanginya dengan musik yang tak kalah cepat.
kala butuh relaksasi, ada dua suara yang saya cari. angin dan ombak.
angin. angin berhembus perlahan selalu memberikan efek tenang, rileks, serta mengatur degup jantung yang terkadang tak teratur. mendengar suara angin seakan membuat saya merasa dibisiki oleh alam. didongengkan keindahan. disodorkan kedamaian.
ombak. dibawa oleh angin. seolah angin mengajak hal lain untuk menemaninya menghibur seseorang. menghibur saya, membuat tenang.
kembali ke musik.
selera musik saya lebar, saya mendengar segala jenis. pop, rock, metal, jazz, keroncong, hip-hop, dangdut, elektronik dan segala macam turunannya seperti hardcore, grindcore, mathcore, shoegaze, two tone, trip hop, trance, breakbeat, anything. saya dengar hampir semua genre.
hal itu yang membuat saya mudah beradaptasi, mudah membaur, mudah menerima perbedaan.
seperti perbedaan prinsip. prinsip saya, saya suka sama kamu. prinsip kamu, kamu ga suka sama saya.
santai. sudah biasa.
One thought on “#05”