tiba-tiba aku punya peliharaan.
kucing jantan tanpa nama. setiap malam selalu ada. tidak pernah aku tahu siapa pemilik sebenarnya. tidak apa-apa, toh yang punya tidak mencarinya. lagi pula, sepertinya selain malam hari, waktu lainnya ia pasti pulang ke rumahnya.
karena orang rumah tidak ada yang tahu namanya, maka aku usulkan untuk memanggilnya “mongki”. sederhana saja, karena ia senang memanjat apapun. pintu rumah, meja makan, lemari es, motor, kakiku, bahkan ia bisa tiba-tiba muncul dari belakang rumahku yang memang setengah terbuka atapnya.
sejak ia ada, selalu ada yang menyambutku pulang. saat aku turun dari motor sehabis perjalanan pulang kerja yang cukup melelahkan, ia selalu mengeong dan mengikutiku ke mana aku melangkah.
mongki kucing yang tidak bisa diam, senang sekali ia berjalan keluar masuk rumah apabila pintu terbuka. seperti petugas keamanan, ia menghalau tikus-tikus yang biasanya berkeliaran. semenjak ia ada, tidak lagi terdengar cicit-cicit suara tikus yang mengacak-acak isi dapur. mongki selalu siaga.
tiba-tiba aku punya peliharaan.
meski kakakku tidak pernah suka binatang, selalu berteriak-teriak kalau mongki masuk rumah, tapi kami tidak keberatan ia ada. biar saja kakakku di dalam kamar kalau mongki sedang berkeliaran. toh mongki tidak pernah galak kalau diusir.
paling tiba-tiba ia sudah muncul lagi dari belakang rumah.
mongki, temani aku ngobrol ya setiap malam. kamu tidak perlu menanggapi, duduk saja di situ tidak apa-apa, nanti aku garuk-garuk kepalamu sampai kamu tertidur.
(340/365)