Pelan-pelan

keras kepalamu tidak ada apa-apanya dibanding kerasnya rinduku yang membatu.

biar digempur satu batalion pasukan komando khusus pun tetap bergeming di situ.

 

kencang kamu berlari tidak ada apa-apanya dibanding kencangnya aku mengejar.

sengaja satu langkah di belakang agar kamu tidak risi kalau kita sejajar.

 

lari, lari, kamu menjauh.

diam, diam, nanti aku berhenti mengejar.

 

lalu, lalu, kamu menoleh.

pelan, pelan, nanti aku yang menghilang.

 

(168/365)

What do you think?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s