23:58
mirna menatap layar ponselnya dengan mata kosong, bolak-balik ia buka aplikasi sosial media yang ia punya. twitter dengan kicauan-kicauan dari orang-orang yang sama sekali belum pernah ia temui. sesekali menimpali cuitan mereka dengan antusias meskipun dalam hatinya ia enggan sekali. ia beralih ke instagram, memperhatikan cerita teman-temannya yang mengunggah kegiatan mereka yang sama sekali tidak menarik. lalu ia berkunjung ke facebook. hanya dua menit ia sanggup berada di sana. tidak ada satupun yang membuatnya betah berlama-lama di sana. kemudian ia menghapus aplikasi facebook dari ponselnya.
mirna kembali mengunjungi twitter dan membaca beberapa cerita yang disampaikan oleh seseorang. ia kembali menimpali cuitan itu dengan beberapa kata yang selalu ia keluarkan untuk menanggapinya, seperti “wah”, “nah”, “kan”, “duh”, dan kata-kata lain yang serupa.
mirna lelah, ia merebahkan diri di atas kasurnya yang sudah tidak empuk lagi, dan meletakkan ponsel di sebelah kepalanya. mata dan badannya sudah tidak sanggup lagi menghadapi otaknya yang selalu berputar.
mirna kembali meraih ponselnya. membuka peramban dan mengetik sesuatu di kolom alamat. ia dengan tekun membaca sesuatu yang tertulis di sana. ada isi kepala dari orang yang selalu ia pantau dari kejauhan. puas membaca, ia lalu membuka aplikasi catatan di ponselnya. mengetik beberapa kalimat, menghapusnya, dan menulis ulang.
00:13
mirna mematikan lampu utama kamarnya, menyalakan lampu tidur dan memasang musik untuk membantunya tertidur. ia harus bersiap untuk kerja pagi-pagi sekali.
(137/365)