“kalau kamu tak berniat singgah, janganlah berlama-lama kamu berputar-putar di situ. pintu keluar ada di sebelah sana kalau kamu bingung. aku tahu kamu ada di sini karena memang pintunya selalu terbuka. tempat ini memang ramai. semua hilir mudik lalu lalang tidak karuan.”
“lalu? di mana letak kesalahanku?”
“kamu berputar di tempat yang tidak seharusnya kamu ada kalau kamu tidak mau berlama-lama. kamu lihat, mereka ada di sisi sebelah sana, di ruang riuh penuh suara. gaduh sekali.”
“tapi aku suka di sini.”
“itu kesalahanmu. kamu masuk terlalu jauh. dan aku masih cukup ragu untuk membiarkanmu terlalu lama di situ.”
“kamu mau aku pergi?”
“bukan begitu. aku hanya takut.”
“takut apa? apa yang kamu khawatirkan.”
“aku takut terbiasa ada kamu di sini.”
“lalu?”
“lalu aku takut kamu tidak ada lagi.”
“kalau begitu, jangan takut.”
“maksudmu?”
“aku tidak berniat pergi dalam waktu dekat ini.”
“tapi nanti?”
“buatlah aku lebih betah berlama-lama di sini.”
“aku coba.”
“tapi tolong siap-siap kecewa suatu saat nanti.”
“sudah kuduga.”
“hey, aku tidak pernah berjanji apapun.”
“iya aku tahu. ini juga salah satu ketakutanku yang lain, aku takut kecewa.”
“kekecewaan bisa terjadi pada siapa saja.”
“iya aku tahu.”
“sekarang, boleh aku lanjutkan berputar di sini?”
“aku temani.”
(03/365)