pernah berpikir tentang kematian?
sejauh mana kamu menyiapkan sebuah kepastian yang entah kapan akan kamu dapatkan? seperti menunggu pangeran berkuda putih hadir dalam hidupmu. tapi itu pun masih mungkin, belum pasti. yang sudah pasti akan datang ya sang kematian itu.
aku sudah kehilangan dua orang terdekat dalam hidupku, mereka pergi tak kembali, pulang ke rumah yang semestinya, bertemu yang mencipta. kami tak bisa menolaknya, pahit rasanya tenggorokan ini saat menelannya. tapi apa mau dikata.
mari bicara soal kematian. ini hanya akan jadi pertanyaan. tidak ada yang bisa dimintakan testimoni untuk ini. ya, memang pernah ada kasus mati suri, tapi itu tak bisa dijadikan bukti.
pertanyaanku seputar mati meliputi:
bagaimana caraku mati nanti?
apa yang terjadi setelah aku mati?
siapa yang menangis di pemakamanku?
apakah mereka tahu password ponselku?
bagaimana aku dimakamkan?
apa teman-temanku akan kehilangan?
ke mana aku pergi setelah mati?
langsung ke akhirat atau tinggal di bumi?
apa surga itu ada?
apa neraka itu nyata?
berapa banyak amalku?
sebesar apa dosaku?
bisa aku bertemu ibu dan kakakku nanti?
boleh pilih reinkarnasi?
sekarang kita coba saja dulu tertidur, karena menurut kitab suci kaum muslim di surat az zumar ayat 42 yang berbunyi:
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir,”
jadi tahu kan kenapa saat mau tidur dan bangun tidur kita harus berdoa? aku sendiri menyebutnya bersyukur, bersyukur masih diberi kesempatan menikmati hari yang sudah dilewati, dan bersyukur bisa dibangkitkan lagi setelah mati.
selamat tidur.