Pemecahan kepribadian atau sering juga disebut kepribadian ganda, atau juga lebih terkenal dengan nama alter ego. Merupakan suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ada satu orang yang memiliki pribadi lebih dari satu atau memiliki dua pribadi sekaligus. Kadang si penderita tidak tahu bahwa ia memiliki kepribadian ganda, dua pribadi yang ada dalam satu tubuh ini juga tidak saling mengenal dan lebih parah lagi kadang-kadang dua pribadi ini saling bertolak belakang sifatnya.
(sumber: wikipedia)
Gue ga pernah bahas ini terlalu dalam dan mencoba untuk konsultasi lebih lanjut dengan pakarnya. Karena gue pikir ini cuma sekadar fluktuasi emosi yang wajar.
Tapi di satu sisi gue mulai merasa ini perlu diceritakan, supaya apa? ya supaya gue ada bahan buat ngisi blog ini.
Disclaimer: tulisan ini adalah opini gue belaka, ini bukan kajian ilmiah, ini bukan jurnal kesehatan dan psikologi, ini murni penjabaran gue.
Oke, mari kita mulai.
Gue kurang tahu kapan tepatnya ini mulai berkembang dan gue mulai mengenali ini sebagai bagian dari diri gue yang secara sadar gue pelihara.
Gue punya 2 alter ego. Ya. 2. Dua yang gue kenali, yang lain mungkin mereka tidak terlalu menonjol, tapi 2 ini yang paling sering mengambil alih pikiran gue.
Kusmartono Aji adalah diri gue yang paling jujur, dia adalah yang bakal lo temui saat pertama kali lo kenal gue. Dia amat sangat tertutup, pemalu, tertib, sopan, bicara seperlunya, menjaga perasaan orang lain, dan merupakan implementasi pemuda baik-baik idaman orang tua. Lo sering ketemu dia, lo sering ngobrol sama dia, tapi lo ga bakal tahu terlalu dalam soal dia. Sampai lo ketemu sama gue yang satu lagi. Dia yang lebih sering ngambil alih fungsi pikiran gue.
Ujoy namanya.
Kadang sok-sokan nulis namanya jadi Joey, biar keren katanya. Lagipula nama Joey itu unisex, cewe-cowo bisa make. Dia adalah gue yang lebih cair, lebih terbuka, lebih menyenangkan, lebih mudah diajak bertukar pikiran, banyak bercanda, mengeluarkan lelucon-lelucon yang kadang cuma dia yang tahu maksudnya apa. Dia yang punya ide-ide gila, yang suka bertindak spontan, yang semangatnya meledak-ledak, amat sangat menyenangkan. Kalo lo lagi ngobrol sama gue dan lo merasa nyaman, sudah bisa dipastikan lo lagi ketemu sama Ujoy. Tapi kalo lo ngeliat gue dengan tatapan “anjing, ini siapa? serem amat”
Lo sedang berhadapan dengan gue yang paling gue malesin, tapi gue masih perlu dia di kondisi-kondisi tertentu.
Gue ga pernah tau siapa namanya, dan ga kepikiran buat ngasih dia nama juga, tiap nongol bikin orang jengah doang. Dia adalah gue yang sarkas, bandel, rebel, radikal, progresif, nyolot, emosian, galak, mukanya ga enak.
Dia cuma keluar saat gue lagi sendirian atau dalam kondisi yang butuh pagar buat ngejauhin orang. Dia pintar mengambil jarak, jago menghindari kontak mata, karena gue pernah inget ada orang yang ketemu sama dia dan berkomentar “lo siapa? ujoy mana?” trus dia kabur. Lemah dia sama kontak mata. Balik lah ketemu sama gue yang menyenangkan.
Gue ga suka kalo si kampret ini lagi muncul, mood swingnya parah, gue kadang susah ngontrolnya kalo dia lagi nongol. Yang gue inget, dia muncul kira-kira 4-5 tahun lalu deh.
Jadi kesimpulannya adalah, kalo lo ketemu gue yang kalem, itu Aji. Kalo lo ketemu gue yang ngocol, itu Ujoy. Tapi kalo lo ketemu gue yang merengut mulu, itu sikampret tuh yang nongol.
Believe it or not, mereka satu, mereka gue, mereka pernah muncul bareng terus ngobrol aja gitu di kepala gue. Makanya kalo gue ngapa-ngapain sendirian, ya ga usah heran, gue tetep ada temennya.
Bye!!
One thought on “#02”