Jika Nama Adalah Doa, Semoga Dia Tidak Pernah Dikabulkan.

mari agak mundur sedikit ke tahun 2016. saya punya motor yang saya beri nama “Lou Schiffer”, sebuah Honda Vario Techno 150cc berwarna hitam legam seperti layaknya sang pemilik. namun baru saja beberapa bulan dikendarai, dia sudah memakan korban, yaitu diri saya sendiri. (bukti tayang ada di bawah ini, maaf agak sedikit disturbing).

kira-kira begini kondisi motornya setelah kejadian. bentuknya kurang lebih 1/4 body remuk, lampu pecah, dan beberapa bagian hilang.

semenjak itu petaka dimulai. hampir setahun sekali setelahnya, kejadian buruk selalu menimpa kami. menabrak, ditabrak, dan berbagai variasi celaka lainnya pernah kami alami. total kurang lebih 10 jahitan di kepala saya dan hampir separuh bagian di motor sudah tidak utuh lagi sebagai hasil keteledoran dan kebodohan kami di jalan.

sampai akhirnya pada februari tahun lalu, saya memutuskan untuk mengistirahatkan motor saya dan mengganti dengan motor lain yang sudah sejak lama saya inginkan. saya sejak dulu ingin sekali punya motor custom dengan gaya scrambler, atau japstyle. ya, apapun yang serupa dengan gaya itu lah.

setelah mencari-cari dan mempertimbangkan banyak hal, akhirnya pilihan saya jatuh pada sebuah akun di instagram dari purwakarta yang menyediakan beragam motor custom (setengah) jadi. dan pada tanggal 8 februari, motor itu pun tiba.

motor baru datang, dikirim langsung dari purwakarta.

baru saja datang, beberapa minus sudah mulai terlihat. dari mulai plat nomor yang hanya ada satu saja di depan, motor datang tanpa spion, tutup tangki kendor, dan kopling macet. sebuah pertanda yang agak kurang baik kalau menurut hemat saya. tapi dalam hati saya berkata, “aman lah, spion tinggal beli, plat nanti bikin, tutup tangki nanti beli yang lebih keren, kopling bisa kita atur”

ternyata, itu bukanlah akhir dari masalahnya. saya akan bercerita tentang lika-liku dinamika love-hate relationship antara saya dan motor yang belum punya nama ini melalui berpuluh-puluh gambar yang selama setahun terahkir telah saya dokumentasikan secara sengaja dan tidak sengaja. buat apa? pertama, buat pengingat kalau saya masih bisa berkomitmen kalau memang saya mau. kedua, buat pengingat kalau komitmen itu bisa sangat menguras fisik dan mental sekaligus. ketiga, buat pengingat kalau tidak semua hal berjalan sesuai dengan kehendakmu, kisanak.

mari kita mulai perjalanan panjang dan berkelok ini. oh ya, disclaimer dulu; tulisan ini kebanyakan akan berisi keluhan, gambar-gambar yang tidak estetik, dan kemungkinan akan membuat anda berpikir “ini ngapain gua baca ginian? penting juga ngga”, tapi tidak apa-apa, anda boleh sekali melewatkan tulisan ini karena saya egois. tulisan ini memang untuk arsip saya sendiri, hahaha!

dokumentasi pertama kali menunggangi rakyat demi kepentingan partai motor baru tapi lama.

horeee… senang sekali bisa mewujudkan salah satu impian duniawi. bisa mencoret satu dari sekian banyak daftar hal yang harus dilakukan sebelum mati selain menikmati bir dan matahari terbenam di saat pergantian usia, dan menonton aksi panggung band favorit. saya cukup puas dengan tampilan motor baru ini. gagah, badung, dan intimidatif (yang ini bisa didebat, silakan. saya juga ga yakin-yakin amat soal ini sih).

namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. baru beberapa hari dikendarai, sudah muncul masalah berikutnya:

cangklong businya copot tanpa tedeng aling-aling.

untung ada bengkel dekat kosan yang bisa dikunjungi untuk hal seperti ini.

hahaha, anda pikir hanya busi saja masalahnya? meremehkan sekali~

pembongkaran pertama dalam kehidupan bermotor custom ini berlangsung singkat saja. ganti cangklong busi dan sekalian setel kopling.

sunmori pertama kami, xixixixi norak banget, anying~

KEROMANTISAN ITU SEMU SAUDARA-SAUDARA!! HARI BERIKUTNYA DIA BERULAH KEMBALI!!

bohlam lampu depan putus dengan tidak baik-baik, konon kabarnya kedua keluarga tidak saling setuju karena perbedaan fundamental. tidak perlu dibahas lebih lanjut, agak sensitif.

saya tetap berbaik sangka, berusaha untuk membawa nilai positif dalam hubungan kami. saya rawat dengan penuh tanggung jawab dalam kondisi ngedumel hati yang gembira.

mandi sekaligus proses ruwatan agar senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik.

kami menjalani hubungan transaksional sesuai porsinya. dia membawa saya pada tujuan, saya memberikannya asupan bensin yang cukup walau masih kagok karena tidak ada indikator sisa bensin di tangkinya, jadi saya harus mengira-ngira dengan menggoyangkan tangki dan menengok berapa banyak bensin yang tersisa dengan jarak tempuh yang akan kami ambil. dunia berputar baik-baik saja sampai pada akhirnya, sebuah kelalaian yang saya lakukan membuat diri ini repot.

kunci motor jatuh entah di mana, jadi saya panggil juru kunci untuk melakukan sebuah penciptaan kunci baru.

kejadian demi kejadian kami alami. dari ban bocor berulang kali sehingga membuat saya melakukan olahraga ringan berupa dorong motor hingga ke bengkel terdekat, kehabisan bensin karena salah perhitungan dalam melihat sisa bensin dan jarak tempuh (alias sotoy “ah, ini mah sampe ke kosan doang sih”), seringkali ditolak bengkel saat ingin melakukan perbaikan sederhana namun “aduh, ga bisa mas kalo motor custom”, hingga cemoohan “kata gua juga mending vario, mas” sudah kami lewati.

apakah selesai sampai di situ? oh, tenang. masih ada lagi~

knalpot bocor dan mulai mengganggu kenyamanan telinga saya dan juga pengendara sekitar.
hehehe ganti knalpot~

oh iya, selama ini juga kalau motor ini terkena hujan, joknya terlalu bersemangat menyerap air sehingga celana saya selalu basah dan membuat bercak yang kurang enak dilihat. maka dari itu saya mencoba mencari tempat untuk membuat jok baru. lagi-lagi penolakan yang saya terima dari berbagai bengkel jok. dari alasan seperti “maaf mas, kita cuma bisa ngerjain jok standar”, hingga ke alasan “ini sih harus dilem mas” (ya terus gimana? bisa ga ngerjainnya? nolaknya aneh banget). sampai akhirnya nemu bengkel jok yang ikhlas dan kayanya emang lagi senggang aja sih.

bapaknya selow banget, kayanya kebanyakan ngehirup aroma aibon sih.

lalu jeng jeng jeng jeeeng…

dudukan joknya patah bro~

namun dengan dukungan semesta, tidak jauh dari sana hadirlah seorang juru selamat bermodalkan karbit dan peralatan sederhananya.

gimana caranya las listrik tapi ga bawa generator? misinformasi nih~

jok beres. pantat kering dari rembesan air hujan di jok. perkendaraan kami pun berjalan sebagaimana mestinya. sampai dalam satu perjalanan kok ban bisa kempes berkali kali ya? kok bunyi bannya ‘klak-klok-klak-klok’ rada ganggu ya? memang hidup yang penuh ketenangan hanya sekadar impian belaka.

awalnya cuma 1 yang patah, namun karena dipaksakan jadi aja nambah 5.

ya sudah, sekalian saja ganti ban dan setel pelek supaya “udah nih ya, udah diganti semua-muanya. ga ada alesan ngadat lagi ya.”

sangat menarik melihat seseorang dengan kemampuan teknik yang spesifik seperti professional wheel adjuster ini. keren sekali rasanya melihat alat DIY yang fungsional dengan segala gerakannya yang tepat guna.

tampilan terakhir di tahun 2023. gagah, mentereng, dan intimidatif (yang ini masih bisa didebat, silakan. saya juga ga yakin-yakin amat soal ini sih).

bisa biasa aja ga sih kerennya? ehehehehehe norak~

saya pikir ini akan menjadi bentuk sempurna dari motor saya yang penuh dengan perjuangan dalam mengurusnya ini. namun, ‘heh heh heh’ (ceritanya ketawa meremehkan gitu). jangan cepat puas dulu, bung. ini belum seberapa. entah karena apa, tiba-tiba keran tangki bensin bocor tipis namun mengganggu pergerakan. kalau bukan karena penjaga kos memberi tahu “kang, punten bensin motorna bocor” mungkin saya tidak akan sadar sampai bensinnya habis dan membuat huru-hara dalam garasi kosan.

bocornya tuh cuma titik kecil tapi signifikan karena ngucurnya lancar banget ga kaya penyaluran dana pembangunan desa tertinggal

dengan kemampuan menyelesaikan masalah saya yang ala kadarnya itu, akhirnya coba ngakalin nambal dulu dengan lem besi yang cara buatnya dicampur dulu. entah kenapa ga mau bikin langsung aja gitu satu lem biar ga repot takarannya pas apa engga gitu loh.

takaran imbang 1:1 agar tidak pilih kasih seperti keadilan di negara

daripada kenapa-kenapa, akhirnya saya memutuskan untuk sekalian ganti tangki saja dengan yang lebih kecil agar tidak terlalu intimidatif (sekali lagi, ini masih bisa didebat, silakan. saya juga ga yakin-yakin amat soal ini sih). lalu selagi cari-cari tangki, kok sepertinya ganti setang boleh juga. sekalian ganti lampu rem belakang kali ya? sama lampu depannya kalo dibikin dua gitu unik sih keliatannya. hmmm… cari-cari-cari, pesan-pesan-pesan, bayar-bayar-bayar, tekor-tekor-tekor! saatnya facelift di tahun baru!

proses pemasangan tangki dan setang baru.
pemilihan lampu belakang yang kustom kulture sekaleee~
pemilihan lampu ganda yang impulsif dan cukup buruk karena ternyata bikin aki tekor dan dari sini malapetaka berikutnya dimulai.

kelistrikan adalah masalah terbesar yang kami hadapi saat ini. dari mulai aki tekor, arus masuk-keluar listrik yang tidak sesuai, sekring putus, kabel kendor, dan berbagai kerusakan seputar dunia elektro.

entah berapa kali bagian ini dibongkar-pasang hanya untuk melihat berbagai jenis kekeliruan yang dilakukan oleh mekanik dari bengkel terdahulu.

dan untuk saat ini, seperti ini kondisi terbaru dari awal mula tahun kedua perjalanan kami. semoga saya semakin mengerti dengan urusan mesin dan lingkup sekitarnya, sehingga kalau ada permasalahan, dengan yakin saya bisa bilang ke mekanik di bengkel “bang, tolong itu kau apakan lah apanya itu supaya apa kali lah dia itu apa-apanya”

mari libas 2024!

dan demikian cerita setahun kami. tidak terlalu detail karena saya juga agak-agak lupa kapan saja motor ini masuk bengkel, dan apa saja yang diurus saat itu. tapi yang pasti bersama dengan tulisan ini, saya sematkan nama baru sebagai simbol komitmen saya selanjutnya.

teman-teman, perkenalkan; KAKIA.

Kakia (Ancient Greek: Κακία) (meaning bad and evil[1]), the Greek goddess of vice and moral badness, abominations (presumably, sin or crime)

“You shall have the fruits of others’ toil, and refrain from nothing that can bring you gain. For to my companions I give authority to pluck advantage where they will.”
Now when Heracles heard this, he asked, “Lady, pray what is your name?”
“My friends call me Happiness,” she said, “but among those that hate me I am nicknamed Kakia.

—Excerpt from XenophonMemorabilia 2.1.25-26 telling of her competition with Arete to sway Heracles to her side (evil).

One thought on “Jika Nama Adalah Doa, Semoga Dia Tidak Pernah Dikabulkan.

Leave a reply to joko suhendar Cancel reply